Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

HEBOH!! Buku Agama SD berisikan Waria Boleh Jadi Imam Shalat!


Dunia maya sempat di hebohkan dengan salah satu isi buku pelajaran untuk Sekolah Dasar (SD) Bidang Studi Agama Islam. Perihalnya, di dalam buku tersebut tertera bahwa banci alias waria boleh menjadi Imam di dalam Shalat, apabila seluruh makmumnya perempuan.

Isi buku tersebut di foto dan diunggah ke media sosial facebook oleh Rika Rahma Dewi. Dalam profilnya, Rika menulis bahwa pekerjaannya adalah dokter di Puskesmas Mandau dan tinggal di Riau. Foto isi buku itu dia unggah pada Selasa 3 Maret 2015 lalu.

“Allah menciptakan manusia itu laki-laki dan perempuan. Ini buku kok masukin kriteria banci...hati-hati Bunda, perhatikan waktu anak kita belajar,” demikian tulis Rika di wall akun facebook pribadinya, sebagaimana dikutip Dream, Kamis 5 Maret 2015 lalu.

Halaman buku itu menerangkan syarat menjadi Imam salat. Pada bagian awal halaman menuliskan bahwa syarat menjadi Imam adalah laki-laki yang baik akhlaknya dan fasih membaca Alquran.

Halaman itu kemudian menuliskan orang yang boleh dijadikan sebagai Imam. Pertama, laki-laki apabila makmumnya laki-laki, perempuan, dan banci. Kedua, perempuan, apabila seluruh makmumnya perempuan. Dan ketiga adalah banci, apabila seluruh makmumnya perempuan. Bagian selanjutnya, buku itu menulis orang yang tak boleh menjadi Imam.

Rika tak menyebut secara khusus penerbit dan di mana buku tersebut beredar. Yang jelas, unggahan foto buku itu mendapat banyak tanggapan dari para pengguna facebook lainnya.

Salah satu pengguna Facebook yang berkomentar di bawah unggahan ini adalah Firdaus Herliansyah. “Kayaknya permasalahan translasi ini ka,” tulis Firdaus.

Menurut Firdaus, buku tersebut salah menerjemahkan khuntsa, orang yang terlahir dengan dua alat kelamin, yang diterjemahkan menjadi banci. “Padahal sejatinya khuntsa itu bukan banci yg dibuat-buat seperti zaman sekarang ini. kalo khuntsa memang masuk dalam pembahasan kitab-kitab fiqh para ulama. Mungkin kedepannya tim penerjemah buku harus lebih teliti lagi,” tulis Firdaus.



Sumber  :  kuncitips [dot] com