Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Surat Terbuka untuk Pak Prabowo !!!! Aku Benci Dirimu

Assalamualaikum pak?
SEBELUMNYA saya mohon maaf, surat ini saya tujukan kepada bapak scara terbuka, dikarenakan bapak adalah mantan calon presiden RI. Kalau bapak presiden RI, saya takut bisa kena pasal UU Penghinaan presiden. Daripada beresiko lebih baik saya kritik bapak, karena alhamdulillah belum ada pasal tentang penghinaan mantan calon presiden.


Pak Prabowo, sebelumnya saya adalah simpatisan bapak. Saya kagum dengan bapak dalam banyak hal. Namun sekarang, saya sulit membedakan antara bapak dan lawan bapak waktu pilpres kemarin. Saya berpikir apakah bapak sudah kehilangan jati diri bapak sebagai seorang nasionalis yang cinta tanah air?
Mengapa bapak cuma diam saja, ketika dia berhutang kepada bank dunia 32 Triliun? Mengapa bapak diam saja, ketika dia membiarkan bendera Israel sang penjajah, berkibar bebas di Papua? Mengapa bapak diam saja ketika melihat orang-orang yang duduk di pemerintahan mengatakan “silakan berjudi”? Mengapa bapak hanya duduk manis melihat bendera PKI yg komunis itu berkibar lagi di bumi pertiwi ini? Mengapa bapak diam saja?
Apakah bapak juga menikmati? Apakah bapak juga sudah kehilangan jati diri? Seharusnya bapak tampil di depan, menyuarakan kesengsaraan rakyat ini. Dimana harga-harga melambung tinggi. Rupiah dihadapan dollar sudah anjlok dan tidak punya harga diri. Kenapa bapak diam saja, manakala teman bapak mengemis-ngemis investasi ke orang asing, padahal pengusaha di indonesia jumlahnya jutaan?Mengapa waktu BBM naik padahal harga minyak mentah dunia turun, tidak terdengar suara protes bapak?
Pak Prabowo, ada apa sih dengan bapak? Tampillah dengan tegap nan perwira. Muncullah… Jangan bersembunyi saja. Apakah bapak sudah kehilangan keberanian? Seperti yang kami kenal dulu, menyuarakan perjuangan melawan ketidakadilan?
Jujur saya sangat kecewa dengan bapak. Apakah bapak sudah sama dengan dia? Mungkin bapak bukan lagi macan Asia, tapi macan ompong. Apakah taring bapak untuk memberantas korupsi dan melawan perampok-perampok kekayaan negara juga sudah dicabut sama POLRI?
Bapak mungkin sudah sama dengan dia, tapi kami tetaplah kami. Kami selalu jadi korban kerakusan teman bapak. Atau mungkin kami terlalu berharap banyak kepada bapak