Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Baca Kalau Berani: ‘Andai Ibu Boleh Memilih’



Berbicara tentang ibu, kita selalu terbayang tentang sosok pengorbanan seorang ibu yang telah melahirkan kita. Pengorbanan seorang ibu memang tak terhingga serta begitu tulus dan tak mengharapkan kembali. Begitu juga kasih sayangnya sepanjang masa bagaikan surya yang menyinari dunia.

Anakku
Bila ibu boleh memilih Apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar karena mengandungmu, Maka ibu akan memilih mengandungmu ? Karena dalam mengandungmu ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah

Sembilan bulan nak
Engkau hidup di perut ibu Engkau ikut kemanapun ibu pergi Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak karena kebahagiaan

Anakku
Bila ibu boleh memilih apakah ibu harus operasi caesar, atau ibu harus berjuang melahirkanmu, Maka ibu memilih berjuang melahirkanmu.
Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga.
Karena perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia sangat ibu rasakan dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua.

Malaikat tersenyum
Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa tidak nyaman, karena ibu kecewa dan berurai air matadiantara peluh dan erangan rasa sakit, Yang tak pernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun.
Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia Saat itulah paling membahagiakan Segala sakit dan derita sirna melihat dirimu yang merah, Mendengarkan ayahmu mengumandangkan adzan, Kalimat syahadat kebesaran Allah

Anakku
Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah,atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu, Maka ibu memilih menyusuimu, Karenadengan menyusuimu ibu telah membekali hidupmu dengan tetesan-tetesan dan tegukan tegukan yang sangat berharga.
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu didada ibu dalam kantuk ibu, Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan

Anakku
Bila ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat Atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle Maka ibu memilih bermain puzzle denganmu Tetapi anakku, Maafkan ibu, Maafkan ibu.
Percayalah nak, ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita, Agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang. Sepi dan ranamu adalah sebagian duka ibu Percayalah nak, Engkau adalah selalu menjadi belahan nyawa ibu, Jika dengan pilihan ibu, engkau merasa sepi dan merana maka maafkanlah Ibu. (*)