Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Lindungilah Perempuan di Sekitar Anda Wahai Lelaki



Banyak ungkapan ataupun kalimat yang menyatakan bahwa di balik kesuskesan seorang lelaki pasti ada wanita hebat di belakangnya. Sebut saja kisah dari Presiden Indonesia yang ketiga yaitu Bapak Habibie beserta istrinya Ainun yang begitu menginspirasi. Tetapi ijinkan penulis untuk mengangkat 2 peristiwa besar dari jaman Nabi, Nabi Ibrahim, bapak para Nabi. Tentang kehebatan seorang perempuan dan kedahsyatannya dalam mendidik anak.
Peristiwa pertama adalah ketika Nabi Ibrahim mengungsikan istrinya Siti Hajar dan anaknya Ismail di padang gurun (yang sekarang dikenal dengan kota Makkah). Tempat yang tidak di tumbuhi tanaman, tidak ada buah-buahan, tidak ada pepohonan, tidak ada makanan, tidak ada minuman, tempat itu menunjukkan tidak ada kehidupan di dalamnya. Ketika Nabi Ibrahim hendak meninggalkan nya beserta bayi nya, maka kemudian Siti Hajar bertanya, “Apakah Allah yang memerintahkanmu untuk pergi meninggalkan kami ?” Nabi Ibrahim kemudian menjawab, “Benar”. Kemudian Siti Hajar menjawab, “Kalau begitu, Jika memang ini perintah Allah, maka Allah tidak akan menyia-nyiakan hambaNya”. Jawaban dari seorang istri shalihah yang sangat dahsyat, menggambarkan keimanan, keshalihan yang sangat luar biasa kepada Allah SWT. Dari jawaban ini cukup jelas menggambarkan kualitas keimanan seorang perempuan hebat bernama Siti Hajar.
Peristiwa kedua, adalah ketika Nabi Ibrahim bermimpi untuk menyembelih anaknya, Ismail. Perintah yang di telinga kita terdengar “tidak logis”, bagaimana mungkin seorang Ayah diperintah untuk menyembelih anak kandung sendiri yang telah lama dinantinya. Ketika anak yang lama dinantikannya lahir di dunia, justru diperintahkan untuk disembelih. Tetapi, di sinilah letak keimanan yang sangat dahsyat dari seorang anak yang baru baligh itu, Ismail. “Wahai Ayahku! Lakukanlah yang diperintahkan (Allah) kepadamu, Insya Allah
engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar” begitu jawab Ismail yang melegakan Ayahnya, Nabi Ibrahim.
Peristiwa ini diabadikan dalam QS As Saffat ayat 102: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” ia menjawab: “Wahai AyahkuLakukanlah yang diperintahkan (Allah) kepadamu, Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar”.
Sungguh, jawaban yang keluar dari seorang anak yang begitu dahsyat keimanannya. Menggambarkan anak yang memiliki ketauhidan yang hebat, menunjukkan betapa tinggi akhlak yang mampu mengeluarkan jawaban demikian di saat usianya baru baligh. Ini sekaligus juga menggambarkan didikan seorang ibu hebat (Siti Hajar) kepada anaknya, Ismail. Bagaimana peran ibu sangat jelas terlihat dari peristiwa ini, yang mampu melahirkan, mampu mendidik anak dengan kualitas akhlak tinggi seperti Ismail.
Maka dari peristiwa-peristiwa ini, kita semakin meyakini bahwa peran perempuan sangat vital dalam membangun keluarga, karena dari keluarga akan lahir sebuah peradaban. Dari perempuan yang shalih lah Insya Allah, akan lahir anak-anak yang shalih. Ini sekaligus juga menggambarkan bahwa hasil yang tambak begitu hebat, perempuan shalih seperti Siti Hajar dan anak yang shalih seperti Ismail adalah hasil didikan dari seorang Nabi yang begitu hebat pula yaitu Nabi Ibrahim. Untuk itu, wahai para lelaki, lindungilah, jagalah perempuan di sekitar anda, ibu, adik / kakak perempuan istri,saudara perempuan. Karena merekalah pembangun peradaban. (dakwatuna)