Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Waktu Dhuha yang Paling Utama



Kapan waktu dhuha yang paling utama? Simak selengkapnya.
Shalat Dhuha memiliki banyak keutamaan, diantaranya mendapatkan ampunan dari Allah, mendatangkan rizki serta menolak kefakiran seperti dua hadits berikut ini:
 “Barangsiapa yang selalu mengerjakan shalat Dhuha niscaya akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Turmudzi)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalat Dhuha itu dapat mendatangkan rejeki dan menolak kefakiran. Dan tidak ada yang akan memelihara shalat Dhuha melainkan orang-orang yang bertaubat.” (HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan)
Waktu shalat dhuha cukup panjang, terbentang sejak matahari naik hingga condong ke barat. Artinya, di Indonesia, waktu shalat dhuha terbentang selama beberapa jam sejak 15 menit setelah matahari terbit hingga 15 menit sebelum masuk waktu dhuhur. Namun diantara waktu tersebut, ada waktu yang paling utama (afdhal) untuk mengerjakan sholat dhuha. Kapankah itu?
Waktu yang paling utama (afdhal) untuk mengerjakan shalat Dhuha adalah ketika matahari sudah mulai panas (dekat dengan waktu berakhirnya Dhuha).
Hal ini sebagaimana riwayat dari Al Qosim As Syaibani bahwasanya Zaid bin Arqam radhiyallahu ‘anhu melihat beberapa orang melakukan shalat Dhuha, kemudian Zaid mengatakan: “Andaikan mereka tahu bahwa shalat setelah waktu ini lebih utama. Sesungguhnya Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Shalat para Awwabin adalah ketika anak onta mulai kepanasan.” (HR. Muslim 748). Awwabin artinya orang yang suka kembali pada aturan Allah.
Sebagian ulama juga mengatakan: “Shalat pada waktu ini dikaitkan dengan Awwabin karena umumnya pada waktu tersebut jiwa manusia condong untuk istirahat. Akan tetapi orang ini menggunakan waktu tersebut untuk melakukan ketaatan dan menyibukkan diri dengan melakukan shalat. Meninggalkan keinginan hati menuju ridlo Penciptanya.”(Faidhul Qadir, 4/216).
Imam An-Nawawi mengatakan: ulama madzhab kami (syafi’iyah) mengatakan: “Waktu ketika matahari mulai panas adalah waktu yang paling utama untuk melaksanakan shalat dhuha, meskipun dibolehkan shalat sejak terbit matahari sampai menjelang tergelincirnya matahari. (Syarh Shahih Muslim, 6/30)
Dalam Fikih Manhaji Imam Syafi’i dijelaskan bahwa waktu terbaik itu ditandai dengan padang pasir terasa panas dan anak unta beranjak.
Syaikh Musthafa Al Bugha dan empat ulama lainnya dalam Nuzhatul Muttaqin menjelaskan: “Waktu shalat dhuha dimulai sejak matahari beranjak tinggi sampai matahari mendekati posisi tengah. Tapi, yang paling utama adalah saat matahari meninggi dan sudah terasa panas.”
Pukul berapakah yang dimaksud? Berdasarkan penjelasan itu, waktu terbaik shalat Dhuha adalah sekitar pukul 9 WIB untuk DKI Jakarta, pukul 8.30 WIB untuk Surabaya. Sedangkan daerah lainnya menyesuaikan.
Dengan berbagai keutamaan shalat dhuha, mari kita senantiasa istiqomah menjalankannya. Dan dengan mengetahu waktu dhuha yang paling utama (afdhal), jika kita memiliki pilihan waktu untuk menjalankannya, mari laksanakan di waktu tersebut.
Wallahu a’lam bish shawab.