Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makan Sosis Sama Saja Makan Bibit Penyakit Kanker? Ini Temuan Peneliti


Apa Anda gemar makan sosis? para ahli di Inggris mengingatkan, konsumsi sebatang sosis sehari dapat meningkatkan risiko kanker usus. Bahkan bisa berisiko penyakit berbahaya seumur hidup. 

Martin Wiseman dari World Cancer Research Fund (WCRF) seperti diberitakan surat kabar The Star, ancaman penyakit kankermengintai bila terlalu sering mengonsumsi makanan nan lezat, tersebut.

Ia juga mengingatkan konsumen untuk mewaspadai bacon dan menyatakan bahwa dengan hanya mengonsumsi 50 gram makanan daging olahan setiap hari dapat meningkatkan risiko mengidap kanker hingga 20 persen.

Hampir setahun lalu, Wiseman juga menyuarakan peringatan yang sama akan bahaya terlalu sering mengonsumsi daging olahan ini termasuk di dalamnya ham, pastrami, salami dan hot dog.

Makanan daging olahan memang dibuat dari daging atau ikan yang telah dicincang kemudian dihaluskan, diberi bumbu dan zat pengawet.

Ada yang kemudian diasap, dimasukkan dalam selonsong berbentuk bulat panjang simetris, baik yang terbuat dari usus hewan maupun pembungkus buatan (casing).

Wiseman menambahkan, laporan yang dirilis pihaknya mungkin bukan hal yang baru, tetapi yang justru ironis adalah hampir dua pertiga masyarakat khususnya di Inggris tidak sadar atau waspada akan isu ini.

"Kami sekarang lebih yakin dari sebelumnya bahwa memakan daging olahahan dapat meningkatkan risiko mengidap kankerusus," katanya.

Daging merah, termasuk di dalamnya sapi, babi, domba, sejauh ini dikaitkan dengan kanker usus.

Meskipun demikian para ahli merekomendasikan bahwa daging merah boleh dikonsumsi secara moderat (kurang dari 500g per hari) selama mengandung nutrisi yang sangat penting.

Banyak hasil penelitian ilmiah yang menemukan bahwa kankerusus lebih sering ditemukan pada orang yang sering mengonsumsi daging merah dan produk daging olahan, ungkap Sara Hiom, direktur informasi kesehatan Cancer Research diInggris

Sementara itu David Spiegelhalter, seorang Professor Public Understanding of Risk dari Cambridge University, berpendapat satu di antara 18 pria memiliki kemungkinan mengalami kankerusus, sedangkan wanita satu di antara 20.

Hitungan tersebut, menurut David Spiegelhalter adalah risiko seumur hidup.

Nilai gizi

Sosis merupakan produk polahan daging yang mempunyai nilai gizi tinggi. Komposisi gizi sosis berbeda-beda, tergantung pada jenis daging yang digunakan dan proses pengolahannya.

Produk olahan sosis kaya energi, dan dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat. Selain itu, sosis juga memiliki kandungan kolesterol dan sodium yang cukup tinggi, sehingga berpotensi menimbulkan penyakit jantung, stroke, dan hipertensi jika dikonsumsi berlebihan.

Ketentuan mutu sosis berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3820-1995) adalah: kadar air maksimal 67 persen, abu maksimal 3 persen, protein minimal 13 persen, lemak maksimal 25 persen, serta karbohidrat maksimal 8 persen.

Kenyataannya, banyak sosis di pasaran yang memiliki komposisi gizi jauh di bawah standar yang telah ditetapkan. Hal tersebut menunjukkan pemakaian jumlah daging kurang atau penggunaan bahan tidak sesuai komposisi standar sosis.

Baca label dengan teliti

Seiring dengan berkembangnya industri pangan, saat ini telah dikembangkan sebuah inovasi baru, yaitu sosis siap makan tanpa perlu dimasak atau dipanaskan terlebih dulu.

Dengan begitu, sosis dapat dimakan sebagai snack. Saat ini juga mulai banyak dijual sosis steril, yaitu sosis yang dibuat melalui proses sterilisasi sehingga awet untuk disimpan pada suhu kamar, selama beberapa waktu.

Sosis tersebut tinggal dibuka dari kemasannya dan langsung dapat dimakan.

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah kandungan lemak sosis yang cukup tinggi. Konsumsi sosis sebagai snack hendaknya memperhatikan faktor-faktor kesehatan seperti obesitas dan kolesterol.

Sosis dengan kadar lemak rendah dapat menjadi pilihan. Karena itu, sebaiknya membiasakan diri membaca label secara seksama sebelum memutuskan untuk membeli dan mengonsumsi sosis.